Pada hari jum’at 9 November 2012, BEM Keluarga
Mahasiswa Fakultas Pertanian UNPAD menyelenggarakan sebuah event yaitu Seminar
Nasional yang bertempat di SC lantai 2 Faperta UNPAD. Dalam seminar ini, kami kedatangan dua pembicara yang sangat
berpengaruh dalam dunia pertanian. Yang pertama adalah Prof. Tarkus Suganda,
yang merupakan Pembantu Rektor 5 UNPAD
dan dosen pengajar di Faperta UNPAD. Yang kedua adalah bapak Hendra Kribo,
seorang petani organik yang mempelajari seluk beluk dunia pertanian secara
autodidak dan berhasil menembus kancah Internasional berkat kerja kerasnya.
Seminar dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan
menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya oleh seluruh peserta seminar. Kemudian
Ketua Pelaksana, Sanrose memberikan sambutan dan Soni
selaku Ketua BEM KMFP pun memberikan sambutan pada peserta seminar. Pada
kesempatan ini kami kedatangan delegasi dari IBEMPI, yang merupakan sebuah
kehormatan dan kebanggaan bagi kami.
Pada sesi pertama Pak Tarkus membuka seminar dengan motivasi
untuk peserta. “Selama manusia masih mengkonsumsi makanan asli bukan sintetik,
maka kalianlah pemegang andil terkuat atas berjalannya segala kegiatan di muka
bumi karena pertanian adalah dasar dari segala ilmu yang ada” ucap beliau yang
kemudian diikuti riuh rendah tepuk tangan peserta seminar.
Dalam sesinya, Pak Tarkus terus mengingatkan peserta bahwa
pertanian sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Dalam materi yang
dibawakannya beliau berkata bahwa pada tahun 2050 bukan lagi para lulusan
teknik atau para pengusaha yang dicari, tapi adalah para petani karena
kemungkinan besar lahan pertanian pada masa itu akan sangat terbatas mengingat
terus dilakukannya pembabatan huutan dan pengerukan lahan pertanian untuk
dijadikan “lahan beton”.
Pada sesi kedua Pak Hendra Kribo yang memberikan materi.
Pertanian organik, sahutnya, adalah sebuah bisnis yang sangat menguntungkan
karena kita dapat membuat pupuk dengan bahan alami yang gratis didapat dari
alam, kembali ke alam dengan aman tanpa mencemari lingkungan, dan hasil yang
didapat pun memiliki kuantitas dan kualitas lebih dibandingkan dengan pertanian
konvensional.
“Seorang pengusaha ayam di Malaysia pernah kebingungan
karena ia di protes warga yang tidak tahan dengan bau limbah kepala dan kaki
ayam. Kemudian saya memberikan pelatihan tentang membuat pupuk organic dari
limbah tersebut untuk di semprotkan ke kebun sawit miliknya. Alhamdulillah,
sawit yang dimilikinya kemudian tumbuh subur dan ia saat ini menjadi seorang
pengusaha ayam, kelapa sawit dan pengusaha pupuk organik” ujar Pak Kribo.
Seminar kemudian ditutup dengan pemberian plakat pada kedua
pembicara dan moderator seminar. Sebuah acara yang sangat menginspirasi dan
sangat memberikan motivasi bagi kami para generasi muda penerus bangsa. Semoga
pertanian Indonesia semakin maju dan kami turut memberikan andil didalamnya.
Pertanian Jaya!