Minggu, 27 Mei 2012

FAPERTA MENULIS: “Menulis Sebagai Wadah Pencerdasan dan Sumber Penghasilan”


Dewasa ini kita sering mendengar istilah “Menulis” atau “Apasih itu Menulis”. Menulis adalah suatu tempat dimana kita semua bisa menumpahkan atau menuangkan ide, karya, tulisan di atas kertas atau media lainya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) mendefinisikan menulis adalah “melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan”.  Sapardi menyatakan, menulis adalah menulis apa saja, pokoknya tidak mengutip dan menerjemahkan (Soemanto, 2005: 8). Sementara Sunardi Rinakit (2008) menjelaskan, menulis adalah suatu pekerjaan yang melelahkan, karena si penulis  tidak tahu barometer pengaruh tulisan tersebut. Dan masih banyak definisi lainnya.
Karena kurangnya dorongan atau motivasi menulis di kalangan mahasasiwa, Departemen Kajian Publik BEM Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian mengadakan Talkshow dengan tema “Menulis Sebagai Wadah Pencerdasan dan Sumber Penghasilan”  pada hari Jum’at 11 Mei 2012 pukul 13.00 WIB. Acara ini bertujuan untuk memotivasi para mahasiswa khususnya di fakultas pertanian agar bisa menuangkan karya-karyanya di dalam tulisan. Karena ketika kita bisa menuangkan karya-karya tersebut di dalam tulisan, karya-karya tersebut bisa mendatangkan penghasilan. Contohnya seperti Novel, Biografi, bahkan di media masa.
Di acara Talkshow tersebut kita kedatangan seorang mantan wartawan pikiran rakyat yaitu Bapak Muhtar Ibnu Thalab dan sekarang sudah menjabat sebagai direktur PT. Berkah Pikiran Rakyat. Pria kelahiran Karawang, 14 Juni 1968 tersebut merupakan alumni dari jurusan Ilmu Tanah, fakultas pertanian, Universitas Padjadjaran. Pria yang pada masa kecilnya bercita-cita sebagai insinyur Pertanian ini pun masih aktif sebagai penulis artikel di surat kabar Pikiran Rakyat.
Bapak Mohtar Ibnu Thalab juga berbagi tips dan trik untuk menulis di media konvensional (Media cetak, Media Radio, Media TV) maupun di media kontenporer ( Web, Blog, dan Situs jejaring social ). Kreteria tulisan yang baik seperti tema selalu up to date, konten yang fresh dan unik, proximity tinggi ( Kedekatan persoalan) dan gaya penulis. Ia juga berbagi tips supaya tulisan kita dapat dimuat di media seperti, rajin membaca koran agar wawasan kita luas, mengamati isu yang berkembang, cermat gaya, dan jangan lewatkan momentum, “begitu ada ide, segera putuskan untuk menulis”.
Seperti Bapak Mohtar Ibnu Thalab bilang “Menulis itu adalah program jangka panjang dan proses kedewasaan kita”, maksudnya tidak instan dan butuh proses untuk menulis tersebut. Untuk memulai ia juga mengatakan butuh kesungguhan, “tulis saja sesuai kemampuan dan jika selesai cobalah untuk kirim ke media penerbit”. Dan ketika tulisan kita ditolak janganlah down atau putus asa, tanyakan ke penerbit tersebut apa yang kurang dari tulisan anda dan terus berusaha sebaik mungkin untuk bisa meyakinkan penerbit bahwa tulisan anda memang layak di terbitkan.
Contohlah JK Rowling, penulis dari cerita serial Harry Potter itu bahkan pernah ditolak berkali-kali ketika novel pertamanya di serahkan kepada penerbit. Karena ketekunan dan kesabaranya novel tersebut lolos dari seorang agen bernama Christopher, Bloomsbury yang mau menerbitkan kisah tersebut. Dan seperti sihir, novel pertama buatan JK Rowling ini mampu menyihir pembaca dan menjadikanya novel bestseller. Bahkan, ia mendapat berbagai penghargaan atas karya tersebut. Maka, kisah hidupnya pun berubah total. Dari orang yang sangat miskin, hanya dalam waktu kurang dari delapan tahun, ia mampu hidup berkelimpahan dari karya Harry Potter-nya itu.
Jadi tunggu apalagi? Pena tidak bisa menuliskan sesuatu di atas kertas sendiri kecuali kita yang memberikan ide ataupun karya yang dapat kita tulis. Jangan pikirkan dulu penghasilan, tapi cobalah menulis siapa tahu kisah anda akan seperti JK Rowling yang sekarang sukses karna tulisanya. Semoga bermanfaat dan semoga dapat memotivasi kita semua khususnya mahasiswa fakultas pertanian.
~Dep.Kominfo BEM  KMFP UNPAD